Empati Melalui Pena Untuk Asean Paragames 2011

Beberapa waktu yang lalu, Komunitas Blogger Jogja (KBJ) melakukan Kopdar bulanan dengan mengunjungi stadion Manahan Solo sekaligus meliput kegiatan ASEAN Paragames 2011. Saya pun tidak ketinggalan untuk bergabung bersama teman-teman Blogger dalam event tersebut.

Sebelum berangkat, saya sedikit membayangkan bagaimana wajah para difabel yang penuh optimisme dan percaya diri bertanding layaknya orang normal. Tentunya ini akan jadi pengalaman tersendiri bagi saya.

Sampai di stadion Manahan, rombongan kami agak kebingungan karena kami hanya menjumpai pertandingan lempar cakram dengan penonton yang sangat sedikit dan letaknya di kejauhan. Waktu itu kami belum mengetahui kalau ada beberapa pertandingan lain di venue yang berbeda.

Blogger KBJ

Setelah makan siang dan sholat dzuhur, saya, Zulfikar, Mbak Lutfi, dan Nugroho mencari venue yang digunakan untuk pertandingan angkat berat. Sementara itu, teman-teman yang lain tetap berada di stadion untuk menyaksikan pertandingan atletik.

Atlet Powerlifting

Sampai di venue angkat berat (Powerlifting) yang berlokasi di gedung wanita, kami mencari tempat duduk terdepan (tepat dibelakang VVIP). Di sebelah kami ada para limpian dari Thailand, dibelakang kami para limpian dari Malaysia, sementara para limpian Indonesia justru berada agak jauh dari tempat kami. Namun hal itu bukan masalah, karena kami tetap mendukung Indonesia! 😀

Sambil menunggu pertandingan dimulai, Mbak Lutfi dan saya mencoba untuk sedikit bercakap-cakap dengan para limpian dari Thailand, salah satunya adalah para limpian putri bernama Arawan. Namun karena Mbak Lutfi lebih lancar berbahasa Inggris, jadi ia yang memulai dan mendominasi percakapan.

Arawan memiliki cacat sejak lahir, kakinya tidak terbentuk secara sempurna sehingga ia harus menggunakan kursi roda untuk berjalan kemana-mana. Hari itu ia datang ke Venue untuk menyaksikan dan mendukung temannya bertanding, sementara ia sendiri baru akan bertanding keesokan harinya. Arawan sendiri mengaku bahwa ia tidak diberitahu dengan siapa ia akan bertanding, hal itu dilakukan oleh pelatihnya agar mereka tidak minder terlebih dahulu.

Meskipun kami tidak menyaksikan pertandingan angkat berat ini hingga selesai, namun kami dapat mengambil makna dari kegiatan ini. Mereka para difabel sengaja dicari oleh panitia dan dibina untuk jadi atlet para limpian. Tidak mudah membina para difabel yang umumnya memiliki perasaan minder. Apalagi mereka harus melakukan olahraga yang secara umum cukup sulit dilakukan oleh kebanyakan orang normal sekalipun.

Semoga Kopdar Komunitas Blogger Jogja (KBJ) di ASEAN Paragames 2011 ini, walau cuma sehari dapat mengingatkan kepada kita tentang pentingnya rasa syukur atas kelengkapan yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita, sekaligus memberikan empati kepada mereka para difabel dengan mengangkat kelebihan-kelebihan yang dimilikinya melalui apresiasi maupun tulisan-tulisan di blog kita.

8 thoughts on “Empati Melalui Pena Untuk Asean Paragames 2011”

Leave a Reply to nug Cancel reply