Meluruskan Niat Berbisnis Bersama TDA Kampus

Pada tanggal 15 Juni 2013 lalu, Ketua TDA Kampus Pusat, Kak Arry Rahmawan (arryrahmawan.net) berkunjung ke basecamp TDA Kampus Jogja. Kunjungan ini adalah salah satu bentuk pengabdian pengurus TDA Kampus Pusat dalam bentuk ‘blusukan’ ke TDA Kampus Wilayah.

Dalam kunjungan kali ini, Kak Arry berbagi tentang Meluruskan Niat Dalam Berbisnis. Ini adalah sesuatu yang sangat penting sebagai landasan kita ketika membuka bisnis. Rupanya, banyak sekali hal-hal yang harus kita benahi dalam hati kita untuk menjawab pertanyaan “Mengapa kita harus berbisnis?” “Mengapa kita harus kaya?” dan sebagainya.

Dibawah ini adalah kutipan sharing dari Kak Arry mengenai Niat untuk Berbisnis dan landasan dibentuknya Komunitas Tangan di Atas.

Sebagaian Mahasiswa, kita biasanya identik dengan aktifitas yang berkaitan dengan aktivis politik, seperti BEM atau organisasi lainnya. Nah, kemudian akhir-akhir ini banyak sekali inspirasi-inspirasi dimana kita banyak kemudahan untuk membuka bisnis. Kita banyak diberi keleluasaan dengan ilmu yang kita miliki, dengan kreatifitas yang kita miliki untuk memunculkan ide kita dalam bentuk bisnis.

Nah, biasanya pengusaha-pengusaha tentu pengen untung. Umumnya, karena mengejar keuntungan ini, jarang sekali para pengusaha terutama pengusaha muda yang peduli dengan yang lain.

Contoh, misalkan saya sama Mas Rizqi sama-sama punya bisnis. Kalau misalkan bisnis saya lebih gede dari punya Mas Rizqi padahal kita mulainya bareng-bareng. Biasanya terbersit sebuah perasaan, “Wah, gila, dia bisa gedhe, gimana kalau misalkan gue hambat”. Sehingga, kalau misalkan saya minta informasi ke Mas Rizqi akan ditutup-tutupi dengan alasan persaingan bisnis.

Sehingga kita bertanya-tanya disini, sebenarnya kita bisnis buat apa? Kita ngapain sih bikin bisnis? Why? Hampir setiap orang ingin bisnis agar kaya. Pertanyaannya, ketika itu semua sudah tercapai, apa yang akan Anda lakukan?

Jika Anda memiliki jawaban ingin bisnis agar kaya, lebih kaya, dan semakin kaya lagi. Misal, kita telah memiliki kekayaan 1 M, selanjutnya kita akan menginginkan 10 M, 100 M, 1 Trilyun. Kemudian misal di usia 70 tahun kita sudah memiliki aset senilai 70 Trilyun, kemudian kita meninggal dunia. Pertanyaannya, berapa yang akan kita bawa?

Filosofi inilah yang melandasi berdirinya TDA. Kita semua bisnis untuk menjadi kaya raya, namun ketika hal itu tidak bermanfaat buat orang lain, maka buat apa kita berbisnis?

Kita memang boleh berbisnis untuk kaya raya. Namun kaya kita bukan untuk diri kita sendiri. Berapa banyak di Indonesia ini hal-hal yang masih perlu kita perbaiki. Masalah pendidikan, masih banyak yang putus sekolah. Masalah kemiskinan, masih banyak yang belum bisa makan.

Itulah awalnya TDA dibentuk. Oleh karena itu kita punya semangat untuk bersilaturahmi. Kita punya semangat untuk berbagi. Berbagi ga mesti harus uang. Kita punya semangat untuk berbagi ilmu. Kita punya semangat untuk berbagi wawasan. Kita punya semangat untuk berbagi inspirasi.

Karena kita bisnis bukan sekedar bisnis. Tapi kita bisnis agar bisa bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu akan sangat lucu buat teman-teman TDA Kampus yang merasa kalau dia berbagi sesuatu yang bermanfaat akan merasa rezeki nya hilang. Bagi orang-orang TDA, ketika dia berbagi, ketika dia memberikan sesuatu yang positif, maka disaat itu juga Insya Alloh pasti rezeki dia akan bertambah. Karena rezeki tidak akan tertukar.

Oleh karena itu dicetuskanlah Komunitas Tangan di Atas (TDA). Kemudian saya menginisiasi bahwa sebagai mahasiswa memang perlu untuk kembali kita luruskan niat kita dalam berbisnis.

Kutipan diatas dapat teman-teman simak secara lebih lengkap dalam video di bawah ini:


6 thoughts on “Meluruskan Niat Berbisnis Bersama TDA Kampus”

Leave a Reply to rafi Cancel reply