Rumahku Surgaku, Kamarku Tempatku Berkarya

Setelah turun dari Bus di depan Pasar Baron, berjalanlah ke selatan sekitar 200 meter. Engkau akan melihat sebuah rumah sederhana di sebelah kirimu dengan 3 pohon mangga di depannya dan beberapa bunga yang ditanam di halamannya.

Ya, itulah rumahku. Apabila kau perhatikan lagi, akan tampak botol-botol bekas berjejer dalam karung yang disusun di serambi depan rumah. Itu adalah botol-botol yang dikumpulkan Bapak untuk kemudian dijual lagi kepada para agen untuk di daur ulang di pabrik.

Silahkan masuk ke ruang tamu, dan kau akan melihat beberapa lampu kecil yang digantung sebagai penerang dimalam hari. Di ruang tamu ini kau tak akan menjumpai almari ataupun bufet. Hanya ada sofa dan sebuah meja disana.

Dari ruang tamu silahkan berbelok ke kiri, disitulah tempat kami biasa makan. Seharusnya semua keluarga makan di tempat itu, tapi kenyataannya hampir semua anggota keluarga saat makan lebih suka berada di depan televisi yang ada di sebelah timur dari ruang makan itu.

Teman, tahukah engkau kalau ruangan yang ada di sebelah selatan dari ruang makan ini adalah kamarku? Di kamar seluas kurang lebih 4 x 4 meter inilah aku berkarya. Tidak ada yang spesial dari kamarku. Hanya ada sebuah kasur diatas dipan, sebuah meja kecil, 2 set cantolan tempat perlengkapan sekolah, dan sebuah barang yang menemaniku berkarya sejak SMP, kau pasti sudah bisa menebak kalau itu adalah seperangkat komputer.

Ya, komputer tua di sudut kamar inilah yang menemani dan membantuku berkarya, belajar, mencari hiburan, dan akhir-akhir ini  ia bahkan menemaniku mencari uang tambahan biaya sekolah. Tak ada hiasan dinding, tak ada foto maupun lukisan. Bahkan tembok kamarku pun masih warna asli dari semen alias belum dicat.

Di kamar yang sederhana inilah aku melepas penat, merenungi hidup, merangkai mimpi, mengasah kemampuan diri, dan berbagai aktifitas hidup yang tentunya juga disaksikan oleh barang-barang yang sudah kusebutkan tadi.

Tak ingin rasanya aku meninggalkan kamar tercintaku. Namun apa daya tuntutan pendidikan yang harus kukejar mungkin akan membuat aku harus meninggalkan kamar ini. Ya, sebentar lagi . . .  Ini sudah kelas XII, sebentar lagi ujian kelulusan akan tiba . . . Doakan yang terbaik ya teman-teman . . .  Dan semoga kamar tercintaku akan tetap di rawat dengan baik oleh adik laki-laki ku waktu kutinggalkan nanti.

3 thoughts on “Rumahku Surgaku, Kamarku Tempatku Berkarya”

Leave a Comment