Miftahur.com

Belajar Menjadi Sufi Corporate Melalui Gelar Potensi Produk Pomosda

Sufi Corporate, mungkin kata-kata ini masih cukup asing di telinga kita. Kebanyakan jika kita mendengar kata sufi, dalam benak kita tergambar suatu aliran dari kelompok orang yang meninggalkan duniawi dan mementingkan akhirat nya. Sehingga kebanyakan sufi tampil sebagai seorang yang seakan-akan kurang terawat, tidak memikirkan dunia, dan hanya mengingat Alloh melalui ibadahnya.

Sedangkan Corporate atau Korporasi adalah suatu hal yang cenderung kepada bisnis, dunia, dan uang yang notabene bertentangan dengan keadaan sufi pada umumnya.

Namun ternyata, di Pomosda kita dapat melihat bagaimana 2 hal yang berbeda ini digabung menjadi satu yang tentunya bila benar-benar tercapai akan memberikan hasil yang luar biasa.

Pomosda sebagai pondoknya para Jama’ah Gerjalibien (Gerakan Jama’ah Lil Muqorrobin) dalam rangkaian HUT Pomosda yang ke-15 menyelenggarakan kegiatan “Gelar Potensi Produk Jama’ah Gerjalibin dan UKM Masyarakat Sekitar Jawa Timur” yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli s.d. 19 Juli 2010 bertempat di Balairung Pomosda Jl. KH. Wachid Hasyim 304 Tanjunganom- Nganjuk.

Sebagaimana kita ketahui, Gerjalibien adalah suatu Jama’ah orang-orang yang mendalami ilmu sufi yang selalu didik dan dilatih untuk mengingat dan mendekatkan diri kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Dalam acara ini, Jama’ah Gerjalibien tanpa mengesampingkan tujuan mendekatkan diri kepada Alloh juga berusaha untuk berkarya dan mengemban misi memakmurkan buminya Alloh.

Dalam Gelar Potensi Produk ini dipamerkan hasil karya para santri Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa. Diantaranya adalah stan milik Fifi dan sekitar 10 rekannya yang berada di depan bagian kanan balairung. Di stan ini dipamerkan berbagai karya asli yang dibuat oleh santri Pomosda seperti tempat pensil, tempat HP, boneka, dll.

“Karya-karya ini ada yang dibuat secara sukarela seperti tempat HP ini dan ada yang diwajibkan membuat seperti boneka, tempat pensil, dll.”, ujar Fifi.

Selanjutnya Fifi menyebutkan bahwa sebenarnya karya-karya tersebut adalah kreasi individu dari masing-masing santri dan awalnya tidak bertujuan untuk dikomersilkan, namun karena bertepatan dengan adanya Gelar Potensi Produk ini maka karya-karya ini dijual sebagai sarana untuk memotivasi kreatifitas dan memupuk jiwa enterpreneur para santri. “Uangnya disumbangkan ke Pondok”, ujar Fifi ketika ditanya tentang uang hasil penjualan karya-karya tersebut.

Selain itu ada juga stan yang memasarkan produk-produk kerajinan kulit seperti stan yang dijaga oleh Fitri Wahyuningsih bersama 3 rekannya (Anshori Taji Kusuma, Nur Hamida, dan Yunia Dwi Latifah) dan dibantu oleh sekitar 10 ustadzah dari Pomosda. Di stan ini Fitri dkk. menjual sepatu, sandal, jaket, dll. yang merupakan hasil dari kerajinan kulit dari Kabupaten Magetan.

Meski karya dari Kabupaten Magetan yang mereka pasarkan bukan produksi sendiri, namun jiwa enterpreneur yang terpupuk dari usaha yang dilakukan oleh Fifi dkk. sangatlah berharga. Mereka dilatih untuk menjadi distributor dan pengecer yang memasarkan produk-produk kerajinan kulit tersebut.

Dengan diselenggarakannya acara seperti ini tentunya semangat untuk berwirausaha dari para santri akan semakin terpupuk, para santri akan belajar bagaimana memasarkan produk, cara berpromosi yang benar, dan tentunya belajar tentang bagaimana manajemen keuangan yang baik. Dengan berbagai karya yang dibuat oleh para santri tentunya kreatifitas juga akan bertambah.

Para peserta dalam Gelar Potensi Produk ini tidak hanya menekankan pada profit atau keuntungan secara finansial saja, namun lebih menekan pada pentingnya melayani dengan baik, bagaimana berbagi informasi dengan baik dan bagaimana menjual produk dengan baik. Tentunya  dengan acara seperti ini jiwa-jiwa sufi corporate juga akan mudah terbentuk.

Exit mobile version