Blog Sharing dan Dokumentasi
Tahun ini untuk pertama kalinya Jogja berkesempatan jadi tuan rumah event Djarum Sirkuit Nasional (Djarum Sirnas) 2013. Jogja adalah kota ke-9 dalam tour Djarum Sirnas tahun ini, setelah minggu sebelumnya dilaksanakan di Kota Semarang.
Meskipun baru pertama kali jadi tuan rumah, ternyata peserta badminton di Kota Pelajar ini membludak lho! Berdasarkan data yang dihimpun panitia, ada 1134 peserta dari 133 klub badminton se-Indonesia bertanding di kota ini.
Setelah sukses menyelenggarakan berbagai event mulai dari: Gebyarcampuspreneur, Kartini’s Day, Seminar Marketing Dynamite with Bong Chandra, hingga Seminar Bisnis Ala Sepatu Kets with Dahlan Iskan, akhir tahun ini kami menyelenggarakan event yang menghadirkan Fatin ke Jogja!
Ini adalah berita bagus buat para Fatinistic yang umumnya didominasi pelajar SMP dan SMA serta anak kuliahan. Karena, di event ini mereka berkesempatan untuk berjumpa dengan idolanya tanpa harus membayar tiket yang mahal.
Teringat pada sebuah artikel yang saya posting Bulan Mei Tahun 2009 silam tentang sebuah Lagu Pengamen. Setelah saya kunjungi kembali postingan tersebut ternyata sudah cukup banyak komentar yang membanjiri artikel tersebut.
Dari komentar-komentar yang ditulis oleh pengunjung Miftahur.com di artikel itu, saya mengambil kesimpulan bahwa rata-rata orang cukup penasaran dengan lagu pengamen itu. Saat artikel itu ditulis, saya belum menemukan file MP3 maupun video nya di Google. Sehingga saya hanya bisa menulis sepenggal lirik yang saya ingat.
Di sebuah perkampungan dengan penduduk yang masih jarang, ada seorang anak yang cukup bandel dan suka menjahili teman-temannya. Untuk mendidik anak ini, orang tuanya memasukkan ia ke sebuah kelompok ngaji di musholla. Setiap ba’da Isya hingga jam 10 malam anak ini mengikuti kajian rutin disana.
Namun karena memang bandel, ia jarang memperhatikan sang Ustadz. Kalau tidak mengganggu temannya, ia justru lebih sering tidur saat kajian dimulai. Walhasil, tidak banyak ilmu yang ia peroleh.
Para Pemuja Matahari? Awalnya saya agak heran dengan judul novel karangan Mbak Lutfi Retno Wahyudyanti ini. Namun setelah membacanya hingga akhir, saya pun menemukan jawabannya.
Ceritanya, pada suatu malam saat kami mengadakan kopdar kecil-kecilan, Mbak Lutfi (pemilik kotakpermen.wordpress.com) membawakan buku karangannya ini. Ia memerlukan waktu sekitar 3 tahun untuk menyelesaikan novel tersebut. Karena diberi secara gratis, maka saya pun berkewajiban untuk mereview nya 😀
Bicara mengenai komunikasi lengkap seharian tentu akan menyangkut pada pentingnya berkomunikasi. Mengapa kita berkomunikasi? Karena kita pasti butuh komunikasi.
Sejak bangun dari tidur, hingga bersiap untuk tidur lagi, hidup kita pasti didominasi oleh Komunikasi. Komunikasi tidak hanya dilakukan oleh mulut saja, tapi juga oleh mata, telinga, tangan, wajah, dll.