Jakarta telah lama dikenal sebagai kawasan investasi utama di Indonesia, bahkan ada yang menyebutnya sebagai mercusuar pembangunan Indonesia. Namun, seiring berkembangnya pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia, kawasan luar Jakarta pun juga turut berkembang menjadi kawasan investasi pilihan.
Lamudi sebagai portal properti telah mengamati beberapa wilayah dengan pertumbuhan ekonomi antara 6-7% diatas rata-rata nasional. Daerah-daerah ini tengah ramai diperbincangkan. Banyak sekali peluang yang menarik minat investor untuk berinvestasi disana.
Balikpapan
Balikpapan adalah wilayah yang terkenal akan hasil perikanan. Kini perkembangan ekonomi disana tumbuh dengan pesat. Tak hanya di bidang perikanan, namun juga sebagai pusat penghasil mineral. Bahkan hasilnya telah diekspor ke beberapa wilayah Asia.
Balikpapan tercatat mengalami pertumbuhan populasi kota hingga 4,5% pada tahun 2011-2012. Di tahun 2012, Badan Perencanaan Pembangunan Balikpapan mencatat tingkat pertumbuhan kota ini lebih dari 10%. Ini sudah diatas rata-rata nasional. Maka tidak heran jika Balikpapan disebut sebagai salah satu kawasan yang memiliki pertumbuhan tercepat di dunia.
Selain populasi penduduknya yang meningkat secara pesat, wilayah Kalimantan Timur ini memang terkenal memiliki kandungan Mineral yang tinggi. Balikpapan sekarang telah menghasilkan 37% dan 70% dari gas alam Indonesia dan batubara. Ini bukanlah jumlah yang kecil, sebab dengan hasil sebanyak itu, Indonesia kini menjadi salah satu penghasil utama Mineral di dunia.
Wilayah Asia memiliki total kebutuhan batubara sebesar 2,7 miliar ton dan diperkirakan di tahun 2020 meningkat hingga 4,4 miliar ton. Ini adalah peluang bagi Kalimantan Timur untuk menjadi produsen utama yang memasok pasar Asia, khususnya China dan India.
Posisi kota pelabuhan Balikpapan yang letaknya dekat dengan 2 buah pasar ternyata memberikan keuntungan tersendiri jika dibandingkan dengan negara-negara penghasil mineral lain seperti Afrika Selatan dan Australia.
Kita pun sudah melihat bahwa tren makro itu berpengaruh terhadap investasi lokal. Baru-baru ini, Puma Energy telah mengumumkan akan meningkatkan kapasitas kilang minyaknya dua kali lipat. Perusahaan pertambangan lokal seperti Agistrade Resources meningkatkan produksi batubara sebesar 30-40%. Beberapa perusahaan bahan bakar terkemuka seperti Total (Prancis) sampai Pertamina juga memiliki industri besar di sana. Kota pertambangan ini juga tampaknya juga mendukung perusahaan-perusahaan jasa, seperti perusahaan dari Schlumberger (Uni Eropa), dan Haliburton (USA), serta sejumlah perusahaan skala kecil.
Managing Director Lamudi, Karan Khetan menjelaskan “Melihat kebutuhan sumberdaya pekerja lokal dan asing untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk perusahaan-perusahaan tersebut, kami memprediksi bahwa permintaan untuk properti high-end akan meningkat pesat. Perusahaan-perusahaan ini biasanya menyediakan fasilitas yang sangat mewah untuk staf manajerialnya, dan kita bisa melihat banyak pengembang yang sudah memanfaatkan tren ini dengan melakukan pembangunan di sana.”
Pemain lokal seperti Agung Pomodoro, Ciputra, dan MGM Land telah memiliki lahan yang sangat luas di beberapa lokasi utama untuk pembangunan superblok. Di dalamnya akan terdapat mal, hotel, kawasan hunian high-end seperti yang bisa kita temui di Jakarta. Fakta lainnya bagi investor yang perlu diketahui adalah, bahwa pemerintah telah menyisihkan anggaran Rp 31 triliun untuk pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur. Meskipun tidak dapat dipastikan bahwa anggaran tersebut akan cair seluruhnya tepat waktu, namun ada upaya yang jelas dilakukan agar Balikpapan dapat memiliki infrastruktur yang memadai untuk pertumbuhan wilayahnya.
“Semua orang tahu tentang kemacetan jalanan dan berbagai keruwetan yang ditemukan di Jakarta. Melihat Balikpapan, kita lihat adanya potensi ekonomi fundamental yang kuat dan didukung oleh pemerintah, hal ini merupakan usaha untuk membangun sebuah kota yang penting di masa depan dan tidak hanya mengejar ketertinggalan – hal ini jarang terjadi di pasar negara berkembang. Andaikan saya seorang investor, saya akan menaruh investasi saya di sana! “kata Karan.
Manado
Manado saat ini juga menjadi daerah yang semakin terkenal. Sama seperti Balikpapan, pada awalnya Manado hanya fokus menjadi daerah perikanan. Namun kini, tingkat pertumbuhan ekonomi di kawasan ini telah naik melebihi pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional Indonesia.
Tahukah Anda bahwa tuna di dunia ini paling banyak dihasilkan oleh Indonesia. Negara kita mengekspor sekitar 11% dari kebutuhan tuna di seluruh dunia. Manado adalah salah satu Kota yang memberi kontribusi terbesar untuk penghasil tuna ini. Maka tak heran jika investor asing melihat ada potensi sekitar 1,3 triliun rupiah untuk investasi tuna ini. Saat ini perikanan telah menjadi industri yang makin berkembang disana. Tahun 2009 lalu, PGMA Industries telah membangun kawasan perikanan di Manado. Disusul kemudian oleh PT Sinarmas Purefood dan perusahaan-perusahaan lain.
Laut biru yang tenang di Manado pun menjadi daya tarik bagi wisatawan. Pada tahun 2011 dan 2012 terlihat adanya pertumbuhan 70% untuk perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata. Manado juga menjadi daerah dengan peningkatan harga rumah tercepat di Indonesia pada tahun 2013. Grup Lippo Karawaci sudah berencana untuk membangun superblok di Manado dengan nilai invetasi sebanyak Rp 1,8 triliun. Di masa yang akan datang kita bisa berharap akan lebih banyak lagi pembangunan properti baru di sana.
Yang membedakan Manado dengan Balikpapan adalah tingkat kebutuhan dan pertumbuhan di Manado berasal dari penduduk asli (lokal), sedangkan di Balikpapan berasal dari para tenaga profesional yang melakukan migrasi kesana. Meskipun lahan yang dimiliki cukup terbatas dan pasokan sumber daya masih sulit/terbatas, namun pertumbuhan tingkat kekayaan penduduk lokal ini akan menjadi pendorong terhadap permintaan properti di Manado.
aku tau entuk job soko lamudi iki, tak tolak, soale job e gak jelas. Hahahhaa… Dirimu ternyata pinter iso nulis akeh ngene..
Mayan, telungatus #eh
Mas miftahur rencananya mau invest dimana?