Miftahur.com

Kelulusan Tanpa Konvoi dan Coret-coret

Kemarin (Senin, 15 Juni 2009) telah diumumkan kelulusan siswa-siswi SMA Negeri 1 Kertosono melalui selembar amplop yang diberikan kepada wali murid.

Hal yang bikin bangga dari tahun ke tahun adalah temen-temen di sekolahku ini menurut pengamatanku tidak melakukan konvoi  maupun corat-coret seragam. Mereka sadar hal itu banyak banget ga’ baiknya, mulai dari bahaya yang mungkin terjadi saat konvoi, pemborosan dari seragam yang dicoret-coret sehingga mubadzir, hingga nama almamater yang tercemar di masyarakat akibat ulah konvoi di jalan yang mengganggu ketertiban. Ingat, masa depan masih panjang banget bro! kalo habis lulus trus konvoi, trus terlalu senang, trus lupa sama jalan, trus terjadi kecelakaan kan bisa bla…bla…bla… (konyol bgt kan)

Kalau menurutku konvoi di jalan raya di kota kecil di tempatku ini tidak terlalu mengganggu, tapi alangkah indahnya kalau semua sekolah melakukan hal yang dilakukan OSIS di SMA ku. Bukan bermaksud pamer atau sombong lho!, tapi semoga menjadi contoh dari apa yang dilakukan OSIS SMAN 1 Kertosono. Mereka menampung seragam-seragam yang mungkin sudah tidak terpakai lagi dari temen-temen yang udah lulus untuk disumbangkan ke adik kelasnya yang membutuhkan (tidak mampu red.).

Bayangkan, banyak orang tua yang berpenghasilan rendah berjuang untuk menyekolahkan anak mereka ke SMA bahkan kalo bisa sampe’ kuliah. Buat yang baru daftar di SMA aja udah berapa uang yang harus dibayar, untuk seragam saja harus beli kain 3 stel (putih & abu-abu, pramuka, dan khas), trus menjahitkan kain itu sampe’ beli sepatu, tas, buku yang mungkin sudah expired.

Kalo, setiap anak yang lulus dan tidak memerlukan seragamnya lagi  menyumbangkan ke adik kelasnya, aku yakin 100% siswa yang kurang mampu pasti akan sangat terbantu.

Bagi temen-temen yang lagi lulus mungkin banyak yang menentang pendapatku ini. Mungkin banyak yang bilang kalo’ ga’ konvoi tuh ga’ asyik, ga’ coret-coret seragam ga’ gaul, atau mungkin ada yang bilang kalo konvoi dan coret-coret sudah menjadi tradisi turun menurun dari nenek moyang (nenek moyang pale lu).

Tapi yang jelas, apapun pendapat kalian kita semua udah pada dewasa dan pasti sudah bisa mikir sendiri apa yang akan diperbuat. Jadi, tidak baik kalo seorang pelajar yang masih newbie di SMA ini bilang macem-macem di blognya (lha kamu dari tadi apa ga’ macem2 tho Mif?)

Sekian dulu dari saya, terima kasih atas perhatiannya, bila ada yang kurang berkenan saya mohon maaf yang sebesar besarnya. Billahi Taufiq wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh.

Exit mobile version