Miftahur.com

Ketika Berada di Ujung Tanduk

Beberapa waktu yang lalu, di akhir pertemuan dalam suatu mata kuliah, dosen saya yang sekaligus ketua di kampus saya memceritakan satu pengalaman yang sangat berkesan.

Cerita ini adalah kisah nyata Beliau saat awal berjuang membangun Primagama. Waktu itu tempat kursus Primagama terletak di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana. Bahkan, karena modal yang sangat terbatas biaya sewa disana belum bisa dibayar.

Pada suatu hari, seorang rekan seperjuangan Beliau didatangi oleh pemilik kontrakan. Sang pemilik meminta agar rumah itu segera dikosongkan karena tenggang waktu yang diberikan sudah habis. Berbagai negosiasi dilakukan, namun akhirnya pemilik rumah itu tetap menyuruh pergi. Padahal brosur terlanjur dicetak, sementara itu belum ada satupun peserta kursus yang mendaftar.

Ketika rekannya mengeluh, Beliau menjawab “Insya Alloh ada hikmahnya”. Jawaban itu terlontar karena sebenarnya hanya itu kata yang bisa Beliau ucapkan pada waktu itu.

Akhirnya Beliau dan rekannya memutuskan untuk menghabiskan brosur yang telah dicetak sebelumnya. “Bekerja keras dan berdoa panjang, tidak ada jalan lain”, kata Beliau waktu itu. 2 hal tersebut dilakukan dengan segenap keyakinan bahwa akan ada siswa yang mendaftar dan Insya Alloh akan mendapatkan kontrakan baru di tempat lain.

Akhirnya, setelah usaha dan doa yang dilakukan siang dan malam tersebut, seminggu kemudian uang 50 ribu rupiah berhasil didapatkan. Dengan uang tersebut, Beliau dan rekannya mencari kontrakan baru untuk tempat kursus. Akhirnya Primagama mendapat tempat baru dengan uang muka 50 ribu untuk mengontrak.

Ternyata, kontrakan itu lebih bagus daripada kontrakan sebelumnya. Ternyata inilah hikmah itu…

– – –

Foto Bersama Prof. M. Suyanto

Dari pengalaman tersebut, Beliau berpesan bahwa terkadang ada saatnya usaha kita berada di ujung tanduk. Saat itu yang bisa kita lakukan adalah bekerja keras dan berdoa panjang. Tetap sabar dan jangan berhenti berusaha sampai Tuhan menunjukkan jalan untuk kita. Bagaimanapun sialnya nasib yang kita terima, pasti ada hikmah disana.

Mungkin, jika Beliau dan rekannya memutuskan untuk berhenti setelah diusir dari kontrakan, kita tidak akan pernah mendengar nama Primagama sebagai salah satu lembaga kursus terbesar seperti sekarang.

Exit mobile version