Ngaku Beriman? Harus Diuji Dulu

Beberapa waktu yang lalu, kami berempat (Saya, Fauza, Surya Arif, dan Dian Ribut) berkunjung ke tempat Pak Ariyanto, S.Pd, guru terbaik kami semasa SMA. Pak Ari juga merupakan guru favorit bagi setiap siswa-siswa nya.

Ceritanya, Pak Ari ini sedang tertimpa masalah yang sebenarnya merupakan cobaan besar bagi beliau. P. Ari dapat dikatakan sebagai ‘Kambing Hitam’ dari musibah yang menimpa teman-teman pramuka saat melakukan kegiatan perkemahan di waduk kali bening, Madiun (berita lengkapnya bisa dibaca di: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/444436/).

Salah satu ungkapan kerinduan kepada Pak Ari, dapat Anda baca disini: Beliau yang Kami Rindukan…

Foto Bersama Pak Ari

Saat ini Pak Ari tinggal di sebuah Pondok Pesantren di daerah Madiun sambil menunggu proses hukumnya. Ketika kami mengunjungi Beliau, ada beberapa pengalaman dan pesan yang bermanfaat bagi kami. Diantaranya adalah saat P. Ari baru datang di Pondok Pesantren tersebut, Beliau ditanya oleh Kiyainya, kurang lebih seperti ini:

Pak Ustadz: “Apa Mas Ari Beriman?”
Pak Ari: “Iya Pak, saya beriman”
Pak Ustadz: “Enak banget ngomong beriman”
Pak Ari: “Lha trus gimana Pak?”
Pak Ustadz: “Ya harus diuji dulu, jalani aja ujian ini untuk membuktikan keimanan Mas Ari”

Selama ini Pak Ari memang dikenal sebagai guru yang baik yang sangat dekat dengan kami para murid. Perannya di dunia organisasi sangat dibutuhkan, Namun sebagaimana peribahasa “semakin tinggi suatu pohon, semakin keras angin bertiup”, saat ini Pak Ari benar-benar mendapatkan sebuah ujian yang besar. Bahkan, Beliau juga pernah beberapa kali mendapatkan teror.

Kini Beliau berusaha menyerahkan segala urusan kepada Alloh dan berpesan kepada kami agar dalam hidup di masyarakat ini jangan sampai berurusan dengan yang namanya ‘Hukum’. Karena dalam hukum di Indonesia, yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah.

Mengenai kasusnya yang menjadi ‘Kambing Hitam’, Pak Ari saat ini berusaha ikhlas untuk menjalaninya. Pak Ustadz yang sering mendamping Beliau mengatakan bahwa saat ini kita tidak perlu membalas ataupun merasa dendam, karena besok akan ada Hari Pembalasan dimana Alloh yang akan langsung membalasnya dengan balasan yang seadil-adilnya.

Beratnya ujian yang dihadapi Pak Ari ini membuat kami bercermin, apakah sudah pantas kami merasa beriman? apa bukti keimanan kami? ujian apakah yang sudah berhasil kami lewati? Semoga Alloh menunjukkan jalan yang lurus kepada kita semua dan memberi kesabaran kepada Pak Ari dalam menjalani segala ujian yang menimpanya.

9 thoughts on “Ngaku Beriman? Harus Diuji Dulu”

  1. Itulah jika yang digunakan bukan hukum Allah. Yang salah bisa benar dan yang benar bisa salah. Hm, lebih mantap lagi kalo diberi kutipan ini: “Apakah manusia menyangka mereka akan dibiarkan mengucapkan “kami telah beriman” sedang mereka tidak diuji?” (Al-Ankabut: 2).

    Reply
  2. kesabaran itu ada batasnya kata orang-orang, tapi saya yakin bagi orang yang beriman…. kesabaran itu tak terbatas. Semoga P. Ari bisa sabar menerima semua ujian yang diberikan oleh Allah. Amien.

    Reply
  3. Tetap semangat buat P.Ari.
    Diatas hukum dunia masih ada “Hukum Allah” pak.
    Yang penting tetap ikhlas pak.
    Muridmu ini tidak akan pernah melupakan ilmu-ilmu hidup yang bapak berikan.

    Reply
  4. @vie_three: memang kata orang sabar itu ada batasnya tapi menurutku sabar itu tidak ada batasnya yang membatasi hanya orangnya 😀

    semoga cepat selesai masalahnya dan semoga diberikan yang terbaik 🙂

    Reply
  5. ujian adalah sarana Tuhan untuk mengangkat derajat hambaNya,
    bila lulus diangkatlah derajatnya menjadi kekasihNya (=sesuai dengan kehendakNya bukan pada batasan hamba semata),
    bila tidak lulus dari ujiannya berarti hamba sudah seharusnya lebih mendekatkan diri kepadaNya kemudian mengakui bahwa hamba tempatnya apes, hina nista, tidak bisa apa-apa, masih banyak dosa. belajar mentafakkuri apa yang menjadi kehendakNya.

    semoga kita menjadi hamba kekasihNya.

    salam …….

    Reply

Leave a Reply to kombor Cancel reply