Miftahur.com

Pengalamanku di Bulan Suci

Dalam postingan kali ini, diriku ingin mengevaluasi diriku sendiri selama menjalani Puasa Ramadhan 1430 H kali ini dengan berbagi cerita disini. Mungkin tidak ada yang protes kalo aku mencaci maki diriku sendiri, tapi kali ini bukan soal caci-makian atau pujian yang ingin kutulis. Ini adalah pengalaman pribadi saat Ramadhan tahun ini. Komentar-komentar dari teman-teman lah yang akan kujadikan Evaluasi mengenai keadaan diriku selama Bulan Suci ini.

Minggu Pertama

Hari pertama Puasa senang dan semangat banget rasanya. Semua keluarga di rumah menyambut Bulan Suci penuh berkah ini dengan Spesial. Satu hal yang bikin aku kecewa adalah telat Sholat Tarawih pada malam pertama itu, jadinya Tarawihnya ga’ genap 20 Raka’at (ga’ tau kenapa koq hari pertama cepet banget dimulai Tarawihnya). Hari hari pertama ini diriku juga rutin ikut kajian Kitab di pondok deket rumahku setelah selesai Tarawih.

Hari kedua masih libur, diriku manfaatkan kesempatan libur untuk bersih-bersih dan sisanya buat online. Hari ketiga udah masuk sekolah, hiks… tahun ini libur awal puasa cuma 3 Hari (koq dikit banget sich Pak Menteri). Tapi di Minggu pertama masuk Sekolah belum begitu merepotkan, jadinya diriku masih ga’ terlalu ngoyo dan ga’ terlalu capek.

Minggu Kedua

Mulai masuk minggu kedua, PR dan tugas – tugas mulai ‘menggila’. Setiap hari diriku dapet tugas dan setiap hari pula ga’ selesai tugas-tugas itu. Untungnya di Sekolah bisa minjam kanan-kiri buat melengkapi tugas-tugas belum diriku kerjakan.

Di minggu kedua ini diriku juga kebagian giliran jadi Ketua Pelaksana Ulangan Harian TIK di Sekolah, Jadi juri Presentasi Power Pointnya anak ICT kelas X, Ikut bantu nyelesaiin Proposal kegiatan Ekstra, dan urusan-urusan organisasi lainnya. Di Minggu kedua ini diriku hampir setiap hari pulang sore terus, mungkin sekitar jam 15.30 sampai jam 16.00 lebih. Sampai dirumah Mandi, Ganti baju, Sholat Ashar, dan ga’ begitu lama waktu buka puasa tiba.

Walhasil, Kesibukan di Minggu kedua membuat diriku capek dan mulai jarang ikut kajian Kitab di Pondok. Apalagi PR dan Tugas – tugas udah hampir semuanya ngerjakan di Sekolah. Setelah Tarawih, biasanya cuma bisa dengerin Tausiyah di Musholla, selebihnya diriku udah ga’ bisa nahan diri buat tidur.

Minggu Ketiga

Minggu ketiga diriku masih berurusan dengan Tugas-tugas dan kegiatan organisasi.

Di Minggu ketiga inilah diriku dapat pengalaman luar biasa. Sejak tahu kalau ada seorang sahabat organisasiku yang setiap hari Shalat Tahajud diriku jadi tertarik. Diriku jadi tahu kalau mereka-mereka yang kerap dapat nilai dan peringkat paralel tertinggi di Sekolah hari-harinya disibukkan sama Shalat-shalat malam.

Sejak saat itu diriku menyadari betapa kecilnya Ibadahku selama ini bila dibandingkan dengan teman-temanku, jadi pantas kalo selama ini diriku masih kalah sama teman-teman seperti itu. Tuhan memang memberi anugerah dan hidayah Nya pada orang – orang yang memantaskan diri untuk menerimanya.

Sejak saat itu, diriku pun ingin juga memantaskan diri untuk mendapat kesempatan yang sama. Maka aku minta bantuan sahabatku itu untuk memotivasiku.

Hari terakhir masuk sekolah, di Sekolahku diadakan acara Peringatan Nuzulul Qur’an dan buka bersama. Sungguh sebuah acara yang berkesan bagiku. Entah motivasi apa yang ada dalam diriku, ceramah agama sebelum berbuka, Shalat Tarawih dan Witir dan Tausiyah setelah Tarawih benar-benar memberi kesan yang berharga kali ini.

Minggu Keempat

Minggu ini sekolahku mulai libur, semoga sisa hari-hari di Bulan Puasa ini dapat kita manfaatkan dengan maksimal. Memperbanyak ibadah, terutama di 10 malam terakhir dengan harapan turunnya Lailatul Qadar. Dan Berusaha membersihkan hati serta memantaskan diri untuk menerima yang terbaik dari Allah.

Ada salah satu Hadits yang dibacakan setelah Shalat Tarawih  di Sekolah yang begitu menusuk hati dan membuat hati ini takut:

Dari Abu Hurairah berkata, Aku telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang pertama kali didatangkan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid dan dia diberitahukan berbagai kenikmatannya sehingga ia pun mengetahuinya. Kemudian orang itu ditanya, ’Apa yang telah engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab, ’Aku telah berperang dijalan-Mu sehingga aku mati syahid.’ Dikatakan kepadanya, ’Engkau dusta, sesungguhnya engkau berperang agar engkau dikatakan seorang pemberani dan (gelar) itu pun sudah engkau dapatkan.’

Kemudian Allah memerintahkan agar wajah orang itu diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang pembaca Al Qur’an dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya, ‘Apa yang engkau lakukan di dunia?’ Orang itu menjawab, ’Aku telah mempelajari ilmu dan mengajarinya dan aku membaca Al Qur’an karena Engkau.’

Maka dikatakan kepadanya, ’Engkau dusta sesungguhnya engkau mempelajari ilmu agar engkau dikatakan seorang yang alim dan engkau membaca Al Qur’an agar engkau dikatakan seorang pembaca Al Qur’an dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian Allah memrintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka. Kemudian didatangkan lagi seorang yang Allah berikan kepadanya kelapangan (harta) dan dia menginfakkan seluruh hartanya itu dan dia diberitahukan berbagai kenikmatan maka dia pun mengetahuinya. Dikatakan kepadanya, ‘Apa yang engkau lakukan di dunia?’

Orang itu menjawab, ’Aku tidak meninggalkan satu jalan pun yang Engkau sukai untuk berinfak didalamnya kecuali aku telah menginfakkan didalamnya karena Engkau.’ Maka dikatakan kepadanya, ’Engkau dusta sesungguhnya engkau melakukan hal itu agar engkau disebut sebagai seorang dermawan dan engkau telah mendapatkan (gelar) itu. Kemudian orang itu diperintahkan agar wajahnya diseret dan dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim)

Exit mobile version