Dulu, duluuuuuuuuuuuuuu sekali waktu (sekitar 1 tahun yang lalu) aku pergi.
Pergi ke Surabaya naik bis antar kota dengan riang gembira dan hati ceria tanpa luka (Walah… mulai nggladrah).
Waktu itu berangkatku pagi hari, ya nggak pagi-pagi amat sich. soalnya amat nggak ikut sekitar jam setengah delapan.
Perjalanan berlalu dengan tenang dan tidak ada yang spesial. Tapi… setelah bis meninggalkan terminal Jombang, seorang pemuda yang mengucapkan salam dan membuka acara mengamen menarik perhatianku, (aku emang seneng kalo ada yang nyanyi di bus, asal lagunya enak) apalagi pas dia mulai melantunkan lafadz demi lafadz ayat ayat cinta lagunya. Sebenernya bukan suara atau penampilannya yang membuatku antusias, tapi lirik dalam lagu itu yang membuat hati ini bergetar.
Sebenernya aku kurang hafal sich sama liriknya, habis udah lama banget. Tapi kemarin secara gak sengaja aku nemu lirik itu di salah satu listnya Mbah Google pas aku nyari-nyari lagu pengamen yang asyik.
Sebenernya kalo mau nyari lagu pengamen tuh diterminal ato stasiun ini malah di google ya mana ketemu!
eit!, tapi jangan salah di salah satu daftar lagunya mbah google ada lho lagu pengamen yang enak banget di dengerin, klo ga percaya nih lagunya.
Kembali ke pohon lirik yang tadi, liriknya bisa membuat hati ini merinding. Sesuai dengan realita kehidupan yang aku lihat saat itu. kurang lebih sepenggal liriknya seperti ini : (bukan maksud hati memotong atau mensensor penggalan lainnya tapi aku masih lupa liriknya)
…
ternyata begitu berat
jalankan semua printahMu
bekerja dan terus bekerja
tak kenal lelah dan tak kenal waktu
gema adzan subuh, kami tidur terlelap
gema adzan dhuhur, kami sibuk bekerja
gema adzan ashar, kami geluti dunia
gema adzan magrib, kami diperjalanan
gema adzan isya’, lelah tubuhku Tuhan
tak pernah lagi, kubaca firman-Mu
pantaskah surga untukku ?
tak pantas aku di Surga-Mu
tak kuat aku di Neraka-Mu
berikan kami pentunjukmu
(bla bla bla aku udah lupa)...
gimana? Sesuai banget kan sama kebanyakan kehidupan di kota? entah gimana pendapat kalian tentang lagu ini silahkan berpendapat. Karena memang masih banyak orang di kota yang bekerja tanpa melupakan waktu untuk beribadah.
Nggak usah di kota, disini saja, di desaku yang kucinta pujaan hatiku ini kayaknya udah sering lho aku ngliatin kesibukan yang kayak di lirik itu, kesibukan yang menyita waktu untuk beribadah, kesibukan yang seakan melupakan Tuhan. Lagu ini mengingatkan kepada mereka yang menghabiskan waktunya untuk mengurus kehidupan dunia hingga lupa pada yang Maha Kuasa.
Setelah teringat sama lirik itu, akupun berusaha mencari judul, pengarang, atau kalo mungkin lagunya sekalian kesana-kemari.
Udah tak ubek-ubek tuh Si google, nggak ada. Aku tanya ke tukang asongan (yang ini kenalanku), dia sering denger tapi nggak tau judulnya. Aku tanya di Yahoo Answer, nggak ada yang tau. Aku tanya lewat chatting, nggak tau juga. Aku tanya…… Stop! (ntar supir sama kondektur bis kamu tanya juga)
Jangankan ketemu pengarangnya, judul lagunya aja nggak ada yang tau. Yang jelas, siapapun pengarang lagu ini aku berikan apresiasi untuk dirimu (kali aja pengarangnya sempat baca blog ini hahaha). Lagu yang sangat pantas dinyanyikan di dalam bis, sebuah tempat manusia berkumpul untuk berangkat maupun berpulang bekerja. Terima kasih, sekali lagi terima kasih atas lagunya.
Nambah : Kalau ada yang tau apapun tentang lagu, kasih tau aku ya!, syukur-syukur kalo ada yang mau rekamin buat kita semua
🙂