Teman, marilah kita merenung sejenak tentang kerendahan hati. Apakah kita sudah benar-benar bersikap rendah hati dalam hidup kita? Apakah kita pernah merasa lebih baik dan lebih mulia daripada yang lain?
Sikap rendah hati sesungguhnya berkaitan erat dengan bagaimana menghidari sikap sombong. Perasaan “paling hebat”, “paling benar”, “paling bisa”, ataupun “paling mulia” harus dihilangkan untuk memperoleh kerendahan hati, karena perasaan-perasaan negatif tersebut akan menghalangi manusia untuk memperoleh kemuliaan yang sesungguhnya.
Namun bukan berarti dengan menghilangkan perasaan tersebut kita mengurangi penghargaan terhadap diri kita. Cukupkanlah penghargaan terhadap diri kita, sehingga kita tidak perlu mencari penghargaan dari luar dengan membicarakan kelebihan kita pada orang lain. Dengan begitu kita akan memperoleh penghargaan sejati, bukan penghargaan semu yang dilebih-lebihkan.
Pernahkah kita melihat seseorang yang sering membicarakan kelebihannya dihadapan orang lain? Atau mungkin diri kita sendiri yang masih sering melakukannya? Lalu, apakah nyaman kita berhadapan dengan seseorang yang seperti itu? Hal-hal kecil inilah yang harus kita koreksi dalam diri kita. Meskipun kita memang mampu dalam suatu bidang, bukan berarti kita boleh merasa lebih pandai atau lebih mulia dari yang lain.
“Siapa yang merasa paling pintar diantara yang lain, sesungguhnya saat itulah ia menjadi yang paling bodoh”. Saya mulai menyadari hal ini ketika menjumpai seorang teman yang dari luar terlihat biasa bahkan sangat bersahaja. Ketika berbicara tidak pernah berlebihan apalagi menonjolkan kelebihan yang dimilikinya. Namun, ternyata kemampuannya sungguh luar biasa, karya-karyanya disukai banyak orang, dan prestasinya juga cukup membanggakan.
Peribahasa Jawa kita pernah mendengar peribahasa “ngluruk tanpa bala (menyerang tanpa pasukan), menang tanpa ngasorake (menang tanpa harus menindas), lan sugih tanpa bondo (kaya tanpa harta)”.
Marilah kita merenungkan peribahasa tersebut secara mendalam. Saya menyadari bahwa sikap rendah hati ini masih belum sepenuhnya melekat dalam diri saya. Maka, marilah kita bersama-sama mengoreksi diri untuk menjadi lebih baik. Hilangkan perasaan negatif dalam hati walaupun secuil dan jadilah pribadi yang lebih baik detik ini juga.
CMIIW
kalau kata para Malaikat
“Subhanaka Laa ‘ilma lanaa illaa maa ‘allamtanaa..”
Rendah hati bukan berarti rendah diri. Sikap rendah hati bisa menjadikan kita lebih arif dan bijak dalam menyikapi segala sesuatu baik itu baik maupun buruk
@Rama: Innaka ‘ala kulli Syai’in Qodiiir . . .
@Ismail: Iya Mas 🙂 Rendah hati bukan berarti mengurangi penghargaan terhadap diri kita. Karena penghargaan terhadap diri kita haruslah cukup, sehingga kita tidak perlu mencari penghargaan dari luar dengan membicarakan kelebihan kita pada orang lain. Dengan begitu kita akan memperoleh penghargaan sejati, bukan penghargaan semu yang dilebih-lebihkan.