Disemprit Pak Pulisi…

Siang tadi temanku mengajak membeli Printer di Kediri. Kenapa sih beli printer koq hari minggu kayak gini, kan banyak toko yang tutup kalo hari libur? Kata temenku in mendadak (mungkin karena uangnya yang mendadak ya, jadinya kaget dan maunya lagsung dibeliin). Setelah berkemas secukupnya, secara pEdEnya diri ini menawarkan diri untuk membonceng (sudah punya SIM gitu, kapan lagi mau dimanfaatin).

Jalan demi jalan, langkah demi langkah putaran demi putaran roda motor berputar akhirnya sampai juga di Kota Kediri yang disebut kota taqwa karena tahunya itu (tahu taqwa red.) Melihat keramaian kediri jadi keasyikan, aku pikir sambil jalan pelan-pelan disebelah pinggir bisa menikmati keindahan kota Kediri dengan lebih khusyu’ (asyik red.). Namun tiba-tiba hal yang tidak diinginkan terjadi ketika kami berada di perempatan Semampir, tenang…tenang… ini bukan kecelakaan atau sesuatu yang gawat bagi kami, tapi kurasa cukup sekali saja terjadi dan jangan sampai terulang lagi tuk kedua kali dalam hidup ini (halah bahasane…).

Saat lampu merah aku yang dari tadi berjalan naik motor pelan-pelan dipinggir, mulai menghentikan motor. Kami menanti dengan sabar hingga lampu hijau, baru dua tiga meter motor berjalan Pak Polisi di depan pos membunyikan peluitnya keras-keras tanda berakhirnya pertandingan adanya pelanggaran, motor yang didepanku mau berhenti tapi koq Polisinya nunjuk ke arahku?. Akhirnya dengan penuh tanda tanya aku menghentikan motor tepat di depan Pak Polisi. Pak Polisi pun berbasa-basi dulu sebelum menyampaikan apa kesalahan kami.

“Rumahnya mana dik?” “Nganjuk Pak”

“Mau kemana ini?” “Mau beli Printer Pak”

“Masih Sekolah ya dik?” “Ya pak, di SMA”

“Mana STNK sama SIM nya?” “Ini pak”

“Oh lengkap, kalo gitu kamu parkir motor kamu disana lalu masuk ke POS”

Gimana sih Polisi ini, sudah lengkap koq masih disuruh ke POS? emangnya salah apa lagi aku ini? Pasti lagi pada bokek nih

Aku baru tahu kesalahanku sesampainya di dalam POS Polisi

“Kalau mau jalan lurus posisinya di tengah dik, kalo di pinggir nanti belok kiri jalan terus”

Walah, ternyata itu tho yang jadi permasalahan dari tadi. Memang dolan ke Kota harus tahu haluan dan gak sembarangan nempatin kendaraan.

Seperti biasa, Pak Pulisi pun bertanya “Mau sidang apa titip disini? Kalo titip Rp20.000”

Temenku pun sontak langsung menjawab “Titip aja Pak”

Waduh, jadi serba salah nih, dari tadi bawa uang pas banget. Sekarang melanggar. Untung temenku yang ngajak ke Kediri, kalo nggak bisa pusing tuh kepala mikirin sidang (soalnya emang gak bawa duit yang cukup).

Saranku kepada saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air adalah, jangan nglamun dan keasyikan kalo nyetir di kota, apalagi pas lihat cewek catik hehehe…

Leave a Comment