Jurusan RPL di SMK Al Khoiriyah Baron ini dibuka sejak tahun 2003. Itu artinya saat saya menulis ini usianya sudah hampir 20 tahun. Menurut Kaprodinya, selama kurun waktu tersebut tidak sampai 10 orang alumni yang menekuni karir di bidang serupa. Selebihnya berganti bidang yang bahkan tidak ada hubungannya dengan IT.
Jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) disini memang kalah pamor ketimbang TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan). Terbukti meski belum lama berdiri, jumlah siswa TKJ mencapai 3x lipat lebih banyak dari RPL.
Rupanya sebagian masyarakat menganggap RPL sebagai jurusan yang rumit / sulit. Karena berkaitan dengan coding dan hal-hal yang bendanya tidak kasat mata. Maksudnya software bukan hantu.
Realitanya, para alumni SMK ini justru lebih banyak ambil peluang karir di luar bidang yang mereka tempuh selama ini. Belajar lagi dari nol. Pun tidak bisa mengandalkan pengetahuan/skill mereka selama di SMK.
Anda tentu sudah tau, banyak yang bekerja menjadi buruh pabrik, penjaga toko, jadi abang ojol, ada juga yang rebahan nunggu teman yang mau ngajakin kerja.
Sebetulnya juga tidak salah dengan profesi-profesi tersebut. Tapi “eman” rasanya habis waktu 3 tahun di sekolah, kalau setelah lulus harus belajar di bidang baru dari nol. Belum ketika bersaing dengan ribuan lulusan sekolah lainnya. Belum ketika bersaing dengan para lulusan dari angkatan sebelumnya.
Sering saya sampaikan ke para Siswa Magang di Imersa:
“Buat para cowok, tanggung jawab orang tua ke anak laki-laki hanya sampai kamu baligh, setelah itu orang tua sudah tidak wajib lagi menafkahimu”
“Buat para cewek, carilah laki-laki yang mengerti setelah dia baligh tanggung jawab hidupnya sepenuhnya ada pada dirinya”
Mindset itulah yang perlu ditanamkan untuk menjawab pertanyaan “Kenapa Lulusan SMK Banyak yang Nganggur?”
Melalui program Merdeka Belajar dari Kemendikbud, SMK Al Khoiriyah Baron mengajak PT Imersa Solusi Teknologi untuk berkolaborasi melakukan sinkronisasi kurikulum.
Sehingga diharapkan waktu belajar 3 tahun Siswa-siswi di SMK dapat digunakan untuk mulai membangun karir dan masa depan mereka. Tidak perlu nunggu dapat ijazah baru bisa bekerja. Tidak perlu menunggu lulus untuk bisa berpenghasilan.
Maka disepakati untuk merancang pembentukan Kelas Industri Wirausaha Berbasis Digital Marketing untuk SMK.
Melalui beberapa tahapan antara lain:
- Sinkronisasi Kurikulum SMK dengan DUDI / IDUKA
- Magang Guru
- Sosialisasi dan Pembukaan Pendaftaran Kelas Industri
- Seleksi Peserta Kelas Industri
- Menghadirkan DUDI Sebagai Guru Tamu
- Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan untuk mencapai goal yang ditetapkan